Mengalami berkat Tuhan melalui pengampunan ~ Landasan firman
Tuhan dari tema mengalami berkat Tuhan melalui pengampunan diambil dari Lukas
15:11-24. Fokus renungan firman Tuhan ialah pada ayat ini, “Bapa, aku telah
berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak
Bapa” – Lukas 15:21.
Permintaan maaf yang sungguh-sungguh dapat menjadi langkah
pertama menuju pengampunan. Colleen O Connor menulis dalam The Denver Post: Permintaan
maaf yang berhasil dapat melarutkan amarah, rasa malu, menunjukkan rasa hormat,
membangun rasa percaya, dan membantu mencegah kesalahpahaman yang lebih lanjut.
Permintaan maaf yang tulus membuat orang jauh lebih mudah mengampuni.
Pengarang Barbara Engel mengatakan
bahwa permintaan maaf sejati tergantung pada tiga hal: penyesalan, tanggung
jawab, dan perubahan. Dalam perumpamaan Yesus tentang anak yang hilang
diceritakan bahwa sang pemuda keras kepala yang pulang ke rumah setelah
memboroskan harta warisannya, menghampiri bapanya dengan kerendahan hati dan
perasaan bersalah, Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa,
aku tidak layak lagi disebutkan anak Bapa (Lukas 15:21).
Ia menunjukkan penyesalan atas luka yang ia timbulkan,
bertanggung jawab atas tindakannya, dan siap bekerja sebagai pekerja upahan
(ayat 19). Sebagai pengikut Yesus, kita diperintahkan mengampuni orang lain
ketika mereka bertobat dan menyesal (Lukas 17:3,4). Selain itu di dalam roh
kerendahan hati dan kasih yang sama, kita harus menolong mereka yang perlu
memaafkan kita dengan mengajukan permintaan maaf yang tulus.
Permintaan maaf yang tulus tidak memaksa orang lain untuk
mengampuni, namun merupakan hal yang benar untuk dilakukan. Kita harus
mengambil langkah pertama menuju kebebasan untuk mengampuni. DCM
PERMINTAAN MAAF DARI LUBUK HATI TIDAK DAPAT MENGUBAH MASA LALU NAMUN
DAPAT MENCERAHKAN MASA DEPAN