Menjadi mediator kasih karunia ~ Landasan firman Tuhan dari
tema menjadi mediator kasih karunia diambil dari Kisah Para Rasul 5:33-42. Fokus
utama dari perenungan kita ialah terdapat pada ayat ini, “Rasul-rasul itu
meninggalkan sidang ... dengan gembira, karena telah dianggap layak menderita
penghinaan oleh karena Nama Yesus” – Kisah 5:41.
Coba layangkan imajinasi Anda sejenak. Bayangkan Anda sedang
berkendaraan melewati gurun di Kalifornia Selatan dan Anda melihat jembatan
Golden Gate yang sangat gagah terbentang di antara aliran sungai kecil yang
kering dan terletak di pinggiran persimpangan jalan desa. Pemandangan itu pasti
akan sangat menggelikan.
Demikian juga Allah senantiasa
menunjukkan kuasa dan kasih karunia-Nya pada waktu atau tempat yang tepat. Dia
selalu menyediakan sesuai dengan kesulitan yang sedang dihadapi. Dia tidak akan
memberikan kekuatan bila kekuatan itu belum diperlukan.
Kita merasa ngeri apabila memikirkan
hal-hal yang dialami oleh beberapa anak Allah karena iman mereka kepada
Juruselamat. Banyak di antara mereka lebih memilih jalan yang penuh penderitaan
daripada mengikuti jalur yang lebih sedikit mengandung perlawanan. Saya pun
kemudian bertanya-tanya, apakah kita akan melakukan hal yang sama?
Tentu saja Tuhan tidak meminta kita
untuk membuat komitmen semacam itu sebelum hal tersebut diperlukan. Kita dapat
meyakini bahwa apabila kita menderita demi Dia (Filipi 1:29), Dia akan
menyediakan apa pun yang kita perlukan untuk menanggung penderitaan itu.
Sebagai pelayan-pelayan Kristus, kita
dapat melakukannya selangkah demi selangkah dan percaya bahwa entah kita
menemui ngarai yang kering atau sungai yang deras, jembatan kasih karunia Allah
akan membuat kita dapat menyeberang dengan aman ke seberang MRD
ALLAH MEMBERI KASIH KARUNIA YANG CUKUP UNTUK MENGHADAPI
SETIAP COBAAN YANG KITA HADAPI